Sunyi sepi menghiasi hari demi hari, berganti sesal
meluluhlantakkan jiwa yang tak mendengar bisikan Ilahi
detik waktu bergulir serasa debu yang tersapu badai,
menyisakan qalbu yang menangisi amal yang tak diperbuat
ruang hidup terbias tak bermakna
menelurkan bibit-bibit yang menggerogoti setiap gelora yang mulai berkibar
beruntung nurani tak pernah mati digumul jutaan nafsu sekalipun
kerana hakikatnya memang hanya Engkau yang menduduki singgahsana nuraniku
bagai cahaya lilin yang mulai menerangi setiap suduk gelap
hangat, indah juga menentramkan setiap sel penyangga tubuh ini
duhai Sang Pemilik Hati,
ampuni diri ini yang tak setia mentaatiMu,
maafkan diri ini yang tak sempurna mencintaiMu
duhai Sang Pemilik Semesta,
genggam hatiku yang mudah rapuh dengan limpahan HidayahMu
rengkuh tubuhku yang mudah lelah ini dengan jutaan RahmatMu
ku berharap
penghambaanku sentiasa berkesinambungan
hingga berakhir dalam khusnul khotimah
meluluhlantakkan jiwa yang tak mendengar bisikan Ilahi
detik waktu bergulir serasa debu yang tersapu badai,
menyisakan qalbu yang menangisi amal yang tak diperbuat
ruang hidup terbias tak bermakna
menelurkan bibit-bibit yang menggerogoti setiap gelora yang mulai berkibar
beruntung nurani tak pernah mati digumul jutaan nafsu sekalipun
kerana hakikatnya memang hanya Engkau yang menduduki singgahsana nuraniku
bagai cahaya lilin yang mulai menerangi setiap suduk gelap
hangat, indah juga menentramkan setiap sel penyangga tubuh ini
duhai Sang Pemilik Hati,
ampuni diri ini yang tak setia mentaatiMu,
maafkan diri ini yang tak sempurna mencintaiMu
duhai Sang Pemilik Semesta,
genggam hatiku yang mudah rapuh dengan limpahan HidayahMu
rengkuh tubuhku yang mudah lelah ini dengan jutaan RahmatMu
ku berharap
penghambaanku sentiasa berkesinambungan
hingga berakhir dalam khusnul khotimah